REVIEW
PENGARUH KUALITAS
SUMBER DAYA MANUSIA
PENGELOLA KOPERASI
TERHADAP PERKEMBANGAN
KOPERASI UNIT DESA DI
KABUPATEN NIAS
Oleh :
Atozisochi Daeli, Amru
Nasution,Matias Siagian
Abstract: The study on the development of
cooperation is done not only in Indonesia but also other developing countries
in the world. For example which is carried out by Pollnac, it discussed about
the various disadvantages and advantages of cooperation in countries such as
Africa, Asia, and South America. There are still a lot of problems on how the
cooperation that is the supporting economy part of a country can face low tide,
that all of these are influenced by a lot of factors such as human resources,
political will of a country, unbalanced economy sector, etc. These were the
reason why the study was carried out. In this research, all the problems
connecting with the development of the cooperation concerned with the
development of the Nias district was part of the study that was carried out in
this research. As the problems that are put forward, that is, how far is the
influence of the human resource quality in maintaining the cooperation towards
the development of Village Cooperation Unit in Nias district. The research
carried out, proved that some interesting things are worth studied further.
Such as there are some discoveries on factors significantly proven as a factor
from the development of Village Cooperation Unit and they are: theoretically
these research discoveries strengthen the support on the power of the
government’s role in determining the development of the cooperation, especially
the Village Cooperation Unit. These discoveries, overall, gives a conclusion
that the conditions that is expected by Mohammad Hatta which is, the
cooperation can develop with its independence is far from reality and hope,
because the quality of a human resources cooperation managing has an ability as
a tool for catching chances that is provided by the government through various
assistance and training programs.
Keywords: cooperation, development, human
resource quality
PENDAHULUAN
Gejala ketimpangan pembangunan masih terjadi hingga dipenghujung
tahun 1990-an. Seperti misalnya dengan acuan yang hamper sama, Haeruman Js
(1996, 44-48), menunjukkan bahwa daerah-daerah di Pulau Jawa mengalami
perkembangan ekonomi yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan daerah-daerah
diluar Jawa. Kondisi ekonomi antardaerah di Kawasan Indonesia Barat (KIB)
umumnya juga berbeda dengan antardaerah di Kawasan Indonesia Timur (KIT).
Demikian pula kondisi ekonomi perkotaan, berbeda jauh dengan kondisi ekonomi
pedesaan.
Terjadinya ketimpangan antardaerah atau kawasan di Indonesia,
menurut Haeruman Js(1996) berkaitan erat dengan pola dan strategi pembangunan
yang secara nasional sebenarnya memiliki pola umum yang sama disetiap daerah,
namun dalam implementasi memiliki beberapa perbedaan yang mencolok antardaerah.
Upaya- upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan
antardaerah, antara lain dengan mengembangkan program bantuan pembangunan
antardaerah, antara lain dengan mengembangkan program bantuan pembangunan
daerah yang dialokasikan dalam bentuk program inpres ke
daerah-daerah yang kondisi perekonomiannya relatif terbelakang.
Memang diakui oleh Haeruman Js bahwa upaya-upaya itu telah menghasilkan
peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi daerah-daerah itu, namun kesenjangan
masih terjadi antara daerah-daerah di Jawa dengan luar Jawa, khususnya Kawasan
Indonesia Timur.
Gejala yang sama juga telah terjadi di Provinsi Sumatera Utara,
yaitu hingga tahun 2002 masih terlihat adanya kesenjangan pencapaian
pembangunan antardaerah. Kabupaten Nias merupakan salah satu daerah yang paling
tertinggal dibandingkan dengan daerah- daerah lainnya. Kesenjangan pembangunan
yang terjadi di Kabupaten Nias dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya
tampaknya merupakan gejala yang umum dan banyak dialami oleh daerah-daerah lain
di tanah air bahkan di negara- negara berkembang lainnya, walaupun program- program
percepatan pembangunan seperti proyek-proyek IDT dan P2KT telah berlangsung cukup
lama, namun tampaknya belum banyak membantu mengurangi kesenjangan yang
terjadi.
Eksistensi KUD yang seyogianya merupakan intitusi yang harus lebih
dikembangkan, mengingat desa-desa di Kabupaten Nias sebagian besar masih
tertinggal, bahkan sebagian besar desa-desa itu belum dapat dilalui kendaraan,
baik roda dua maupun roda empat. Terjadinya ketimpangan dari aspek jumlah
koperasi yang tidak merata pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Nias,
tentunya turut memberikan kontribusi terhadap lambannya perkembangan koperasi
unit desa, sehingga wajar jika jumlah KUD di seluruh Kabupaten Nias hingga saat
ini hanya 17 KUD yang aktif dan 7 tidak aktif.
Oleh karena itu, dalam konteks mengatas ketimpangan pembangunan di
Kabupaten Nias, upaya pembangunan koperasi,
khususnya Koperasi Unit Desa yang sejak lama telah terbentuk menjadi
salah satu alternatif yang relevan. Namun, harus diakui bahwa di Indonesia
perkembangan perkoperasian sangat lamban, walaupun perhatian pemerintah dinilai
sudah cukup optimal, sehingga indikasi faktor penyebab lambannya perkembangan
perkoperasian di Indonesia diduga berkaitan dengan persoalan kualitas sumber
daya manusia pengelola koperasi.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang hendak
diteliti dalam penelitian ini dapat
dirumuskan menjadi “Sejauhmana pengaruh kualitas sumber daya
manusia pengelola koperasi terhadap perkembangan Koperasi Unit Desa di
Kabupaten Nias?”.
METODE
Penelitian ini berbentuk eksplanasi, dengan lokasi penelitian di
Kabupaten Nias. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh institusi Koperasi
Unit Desa (KUD) yang masih aktif di Kabupaten Nias. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan adalah melalui wawancara dengan instrumen kuesioner.
Analisis didasarkan pada pengujian terhadap hubungan antara
variabel kualitas sumber daya manusia
terhadap variabel perkembangan koperasi yang dikontrol dengan
variabel institusi pemerintah, institusi swasta, perusahaan pribadi dan
dukungan anggota KUD. Teknik pengujian hubungan antarvariabel secara
bivariat menggunakan formula koefisien korelasi rank spearmen dan
tingkat signifikansi = 0,05, selanjutnya
untuk mengetahui kemurnian hubungan antara variabel kualitas
sumber daya manusia pengelola koperasi
terhadap perkembangan koperasi unit desa di Kabupaten Nias dari pengaruh
variabel bantuan institusi pemerintah, institusi swasta, pribadi maupun
variabel dukungan antara anggota koperasi dilakukan pengujian koefisien parsial
dengan tingkat signifikansi = 0,05.
0 komentar:
Posting Komentar