REVIEW
PROFITABILITAS
EKUITAS DAN BEBERAPA
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
(STUDI PADA BEBERAPA KUD DI KOTA AMBON)
Oleh :
Pieter Leunupun
ABSTRAK
Sorotan
utama penelitian ini adalah profitabilitas ekuitas dengan dasar pemikiran bahwa
modal sendiri merupakan hal yang sangat urgen bagi KUD dalam konteks
kemandiriannya, karena walaupun KUD tidak bertujuan untuk mengejar keuntungan
tetapi harus memperoleh keuntungan untuk berkembang di masa yang akan datang.
Bertolak
dari alasan di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui: ada tidaknya hubungan kausal antara profit margin,
investment turnover, dan equity multiplier sebagai variabel
independen, dengan
profitabilitas ekuitas sebagai variabel dependen dalam arah yang positif bagi
kelompok KUD Mandiri dan KUD Calon Mandiri.
Untuk
mencapai tujuan penelitian ini, maka data selama tahun 1999 - 2002 untuk lima
KUD Mandiri dan lima KUD Calon Mandiri dikumpulkan dari Dinas Koperasi dan UKM
Kota Ambon, dianalisis secara sistematis dengan menggunakan regresi linier
sebagai model penelitian. Hasil regresi menunjukkan bahwa ketiga variabel
independen tersebut secara parsial maupun simultan berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas ekuitas. Pada KUD Mandiri, dominasi pengaruh terletak
pada variabel profit margin dan investment turnover sedangkan
bagi KUD Calon Mandiri dominasi terletak pada investment turnover.
Kata kunci : profit margin,
investment turnover, equity multiplier, profitabilitas ekuitas.
ABSTRACT
The
prime target of research is return on equity with base of think that equity was
the most urgent thing for KUD in autonomy context, because even KUD not purpose
to get profit is still need to develop it in the future.
Leave
from all reason above, this research is perform intend to know is there any
causal relation or not between profit margin, investment turnover, and equity
multiplier as independent variable, with return on equity as dependent variable
on positive direction for KUD autonomy and autonomy candidate.
To
get a succesful research, we use the data during 1999 – 2002 of five autonomy
and candidate KUD from Cooperation and UKM Department in Ambon, with sistematic
analysis using linier regression as research model. Result of regresion shows
that the three independent variable as a partial or simultant influence on
return on equity. And for autonomy KUD, dominate influence stay at the variable
of profit margin and investment turnover, where as KUD autonomy candidate is
dominate stay on investment turnover.
Keywoeds : profit margin, investment
turnover, equity multiplier, return on equity.
1.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian menyebutkan bahwa
koperasi
Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan
hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Pengertian
ini mengisyaratkan bahwa koperasi adalah badan hukum yang bertujuan
untuk
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
Jadi pada dasarnya koperasi merupakan salah satu badan usaha yang
sekaligus
merupakan pranata ekonomi Indonesia umumnya didirikan dengan harapan
dapat
mengatasi persoalan anggotanya. Untuk itu koperasi perlu dibina secara
profesional
baik dalam bidang organisasi maupun dalam bidang mental dan usaha.
Khusus
dalam bidang usaha, karena koperasi merupakan suatu badan usaha yang
sedikit
banyak berkecimpung dalam lapangan ekonomi, maka dalam mencari
pemecahan
suatu persoalan manajemen, akan dibutuhkan pengetahuan tentang
prinsip-prinsip
ekonomi (Partadiredja 1995:2). Artinya bahwa koperasi dalam
menjalankan
usahanya tidak dapat meninggalkan sifat dan syarat ekonominya untuk
mencapai
efisiensi, karena koperasi tengah berada dalam suatu lingkungan dunia
usaha
(business environment) yang di dalamnya terdapat bentuk perusahaan lain
yang
sama-sama
berusaha menggali potensi sumber daya yang ada.
Harus
diakui bahwa untuk mengembangkan koperasi secara baik sebagaimana
yang
diharapkan, maka pengelolaannya harus baik pula. Artinya koperasi tidak dapat
berdiri
tegak dan kuat tanpa adanya pengelolaan yang baik dan sehat. Koperasi
dituntut
demikian karena kedudukannya dewasa ini bukan hanya mengejar asas
kekeluargaan
dan kegotong-royongan tetapi perlu menjalankan fungsinya demi
kesejahteraan
anggota. Konotasinya bahwa walaupun koperasi bukan kumpulan modal
tetapi
harus mempunyai modal untuk berkembang atau dengan kata lain, koperasi
tidak
bertujuan untuk mengejar keuntungan tetapi diharapkan memperoleh
keuntungan
untuk berkembang di masa yang akan datang. Tentang harapan
memperoleh
keuntungan di masa yang akan datang, tidak terlepas dari upaya efisiensi
dalam
koperasi itu sendiri, karena makin tinggi tingkat efisiensi pada akhirnya akan
membawa
koperasi pada pencapaian profitabilitas yang tinggi.
Seperti
halnya lembaga-lembaga atau badan usaha lain, maka koperasi selalu
menghadapi
berbagai persoalan di mana persoalan tersebut pada hakikatnya timbul
dari
suasana lingkungan yang secara langsung mempengaruhi operasionalisasi
koperasi
itu sendiri (Reksohadiprojo 1998:3). Khusus tentang lingkungan internal,
maka
pada kebanyakan koperasi (termasuk di Daerah Kota Ambon yang menjadi obyek
penelitian
ini) belum mampu mengadministrasikan kegiatan-kegiatannya secara baik
sesuai
standar tertentu sehingga penyediaan data untuk mengambil keputusan juga
belum
lengkap, termasuk di dalamnya pengambilan keputusan dalam hal pengelolaan
dana.
Terkait
dengan keputusan dalam hal pengelolaan penggunaan dana, maka pihak
koperasi
harus mampu mengalokasikan sumberdaya keuangan yang dimiliki secara
efisien
serta menekan biaya-biaya penggunaan dana sehingga akan mampu
menigkatkan
laba atau yang disebut dengan sisa hasil usaha (SHU) pada saat
mendatang.
Jadi efisiensi yang dimaksudkan adalah bagaimana koperasi mampu
menghasilkan
laba (SHU) dengan kekayaan atau modal yang dimiliki, baik modal
asing
maupun modal sendiri (equity).
Berdasarkan
data selama masa pengamatan (1999-2002) untuk KUD di daerah kota
Ambon
sesuai klasifikasi kemandiriannya, terlihat bahwa secara rata-rata perolehan
hasil
usaha kelompok KUD Mandiri lebih besar dari kelompok KUD Calon Mandiri.
Hal
ini terlihat jelas di mana kenaikan hasil usaha KUD Mandiri sebesar 94,40% yang
lebih
besar dari kenaikan hasil usaha KUD Calon Mandiri, yaitu 83,79%. Pada sisi
lain,
modal sendiri yang digunakan untuk menunjang aktivitas memperoleh hasil
usaha
pada kelompok KUD Calon Mandiri justru lebih besar dibanding kelompok KUD
Mandiri
(36,96% : 30,4%). Indikasi yang diperoleh dari kondisi seperti ini adalah bahwa
hasil
usaha yang meningkat tidak selalu menjamin meningkatnya profitabilitas
(profitabilitas
ekuitas).
Sorotan
penelitian ini pada profitabilitas ekuitas dengan dasar pemikiran bahwa
modal
sendiri merupakan hal yang sangat urgent bagi KUD dalam konteks
kemandiriannya.
Hal ini menarik untuk dikaji lebih jauh agar dapat diperoleh jawaban
yang
secara teoritis dapat dipertanggungjawabkan dan mendekati kepastian tentang
profitabilitas
ekuitas itu sendiri dan beberapa faktor internal yang mempengaruhinya.
antara
lain; profit margin, investment turnover dan equity multiplier.
1.2 Perumusan Masalah
Memperhatikan
latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian
sebagai berikut: “apakah profit margin, investment turnover dan
equity
multipiler
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ekuitas masing-masing
kelompok
KUD”
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai
rumusan masalah, maka variabel-variabel penelitian ini akan diuji secara
empirik
dengan maksud untuk mengetahui :
a.
Ada tidaknya pengaruh signifikan dari profit margin terhadap
profitabilitas ekuitas
masing-masing kelompok KUD.
b.
Ada tidaknya pengaruh signifikan dari investment turnover terhadap
profitabilitas
ekuitas masing-masing kelompok KUD.
c.
Ada tidaknya pengaruh signifikan dari equity multiplier terhadap
profitabilitas
ekuitas masing-masing kelompok KUD.
1.4 Kajian Teoritik
Umumnya
masalah profitabilitas lebih penting dari masalah profit, karena profit
yang
besar belum merupakan ukuran bahwa perusahaan (koperasi) telah bekerja
dengan
efisien. Efisiensi baru dapat diketahui jika profit dibandingkan dengan
kekayaan
atau modal yang digunakan untuk menghasilkan profit tersebut. Dengan
demikian
perusahaan (koperasi) hendaknya tidak hanya memperhatikan bagaimana
usaha
untuk memperbesar profit tetapi yang lebih penting ialah usaha untuk
mempertinggi
profitabilitasnya, karena profitabilitas yang tinggi merupakan
pencerminan
efisiensi yang tinggi pula.
Dengan
uraian di atas, maka yang disebut profitabilitas adalah kemampuan
menghasilkan
laba (profit) selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva atau
modal,
baik modal secara keseluruhan maupun modal sendiri (Van Horn dan
Wachowicz
1997:148-149). Kemampuan menghasilkan laba yang dimaksud dalam
penelitian
ini tentunya adalah kemampuan menghasilkan laba dengan menggunakan
modal
sendiri atau profitabilitas ekuitas (return on equity = ROE), yang
persamaan
matematisnya
adalah:
ROE = Net Profit After Tax
Equity
Perhitungan
return on equity dapat pula dilakukan dengan mengalikan return on
assets
(ROA) dan equity multiplier atau total assets to equity (EM atau
TATE). Return
on
assets (ROA) adalah profit margin (PM) dikalikan dengan
investment turnover atau
total
assets turnover (ITO atau TATO). Atas dasar pemikiran ini, maka persamaan di
atas
dapat dimodifikasi menjadi (Brigham and Gapenski 1993:697):
ROE
= ROA x EM
= PM
x TATO x EM
Mencermati
persamaan di atas, maka jelaslah bahwa return on equity adalah fungsi
dari
profit margin, assest turnover dan equity multiplier. Atas
dasar ini maka variabel-
variabel
utama dalam penelitian ini yang mempengaruhi profitabilitas ekuitas adalah
profit
margin, total assets tornover dan equity multiplier
sebagai faktor yang terkait
langsung
dengan kemampuan internal koperasi. Karena itu model teoritis yang
dikembangkan
sebagai kerangka pemikiran penelitian ini adalah sebagai berkut:
Gambar 1
Model Teoritis
(Sumber: Hasil olahan penulis)
Profit
margin (PM), merupakan rasio antara laba bersih dengan penjualan, yaitu
penjualan
sesudah dikurangi dengan seluruh biaya termasuk pajak dibandingkan
dengan
penjualan. Semakin tinggi profit margin semakin baik usaha koperasi
karena
menampakan
kemampuan koperasi dalam memperoleh sisa hasil usaha (SHU) dari penjualan.
Formula profit margin adalah sebagai berikut:
PM
= Net Profit After Tax
Sales
Total
assets turnover atau investment turnover (TATO atau ITO), merupakan rasio
antara
jumlah aktiva yang digunakan dengan jumlah penjualan yang diperoleh selama
periode
tertentu. Rasio ini merupakan ukuran sampai seberapa jauh aktiva telah
dipergunakan
dalam kegiatan koperasi atau menunjukan berapa kali aktiva berputar
dalam
periode tertentu. Apabila dalam menganalisis rasio ini selama beberapa periode
menunjukan
suatu trend yang cenderung meningkat, memberikan gambaran bahwa
semakin
efisiensi penggunaan aktiva sehingga hasil usaha akan meningkat (Sawir
2001:56).
Perhitungan total assets turnover dapat dilakukan dengan rumus sebagai
berikut:
TATO
= Sales
Total
Assets
Kedua
faktor di atas (PM dan TATO) apabila dijabarkan lebih lanjut, maka
dipengaruhi
oleh berbagai hal lain. Profit margin dipengaruhi oleh sisa hasil usaha
yaitu
penjualan sesudah dikurangi seluruh biaya termasuk pajak dibandingkan dengan
penjualan.
Semakin tingginya profit margin semakin baik operasi suatu koperasi
karena
menampakan keberhasilannya dalam meningkatkan penjualan yang dibarengi
dengan
peningkatan yang sangat besar dalam pengorbanan biayanya. Sedangkan total
assets
turnover dipengaruhi oleh besar-kecilnya penjualan dan total aktiva, baik
aktiva
lancar
maupun aktiva tetap. Karena itu, total assets turnover dapat diperbesar
dengan
menambah
aktiva pada satu sisi dan pada sisi lain diusahakan agar penjualan dapat
meningkat
relatif lebih besar dari peningkatan aktiva atau dengan mengurangi
penjualan
disertai dengan pengurangan relatif terhadap perputaran aktiva. Menurut
Weston
dan Brigham (1998:304), sebaiknya aktiva yang digunakan adalah aktiva rata-
rata,
yaitu [(aktiva awal + aktiva akhir)/2].
Dalam
kaitan dengan profitabilitas ekuitas ini pula, maka faktor total aktiva
terhadap
modal sendiri atau equity multiplier (EM) perlu pula mendapat perhatian.
Rasio
total aktiva terhadap modal sendiri dihitung dengan rumus sebagai berikut:
EM
= Total Assets
Equity
Rasio
ini sebenarnya menjelaskan sampai seberapa jauh kemampuan koperasi
menginvestasi
modal pada aktiva dengan menggunakan modal sendiri. Semakin besar
rasio
ini maka semakin besar pula penggunaan modal sendiri dalam aktiva koperasi
tersebut
untuk menghasilkan profit (SHU).
Mencermati
kembali kerangka pemikiran (model teoritis) di atas dikaitkan dengan
rumusan
masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini, dapat diajukan hipotesis
mayor
dan minor berikut ini:
1.
Hipotesis Mayor sebagai berikut:
Diduga
profit margin, investment turnover dan equity multipiler
secara simultan
berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas ekuitas masing-masing kelompok
KUD.
2.
Hipotesis Minor
Untuk
memperjelas hipotesis mayor, maka dapat dikemukakan hipotesis minor
sebagai
berikut:
a.
Profit margin berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ekuitas
masing-
masing kelompok KUD.
b.
Investment turnover berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ekuitas
masing-masing
kelompok KUD.
c.
Equity multiplier berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ekuitas
masing-
masing kelompok KUD.
0 komentar:
Posting Komentar