Senin, 31 Desember 2012

JURNAL 1.1


REVIEW
PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
PENGELOLA KOPERASI TERHADAP PERKEMBANGAN
KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN NIAS

Oleh :
Atozisochi Daeli, Amru Nasution,Matias Siagian

Abstract: The study on the development of cooperation is done not only in Indonesia but also other developing countries in the world. For example which is carried out by Pollnac, it discussed about the various disadvantages and advantages of cooperation in countries such as Africa, Asia, and South America. There are still a lot of problems on how the cooperation that is the supporting economy part of a country can face low tide, that all of these are influenced by a lot of factors such as human resources, political will of a country, unbalanced economy sector, etc. These were the reason why the study was carried out. In this research, all the problems connecting with the development of the cooperation concerned with the development of the Nias district was part of the study that was carried out in this research. As the problems that are put forward, that is, how far is the influence of the human resource quality in maintaining the cooperation towards the development of Village Cooperation Unit in Nias district. The research carried out, proved that some interesting things are worth studied further. Such as there are some discoveries on factors significantly proven as a factor from the development of Village Cooperation Unit and they are: theoretically these research discoveries strengthen the support on the power of the government’s role in determining the development of the cooperation, especially the Village Cooperation Unit. These discoveries, overall, gives a conclusion that the conditions that is expected by Mohammad Hatta which is, the cooperation can develop with its independence is far from reality and hope, because the quality of a human resources cooperation managing has an ability as a tool for catching chances that is provided by the government through various assistance and training programs.

Keywords: cooperation, development, human resource quality

PENDAHULUAN

Gejala ketimpangan pembangunan masih terjadi hingga dipenghujung tahun 1990-an. Seperti misalnya dengan acuan yang hamper sama, Haeruman Js (1996, 44-48), menunjukkan bahwa daerah-daerah di Pulau Jawa mengalami perkembangan ekonomi yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan daerah-daerah diluar Jawa. Kondisi ekonomi antardaerah di Kawasan Indonesia Barat (KIB) umumnya juga berbeda dengan antardaerah di Kawasan Indonesia Timur (KIT). Demikian pula kondisi ekonomi perkotaan, berbeda jauh dengan kondisi ekonomi pedesaan.
Terjadinya ketimpangan antardaerah atau kawasan di Indonesia, menurut Haeruman Js(1996) berkaitan erat dengan pola dan strategi pembangunan yang secara nasional sebenarnya memiliki pola umum yang sama disetiap daerah, namun dalam implementasi memiliki beberapa perbedaan yang mencolok antardaerah. Upaya- upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antardaerah, antara lain dengan mengembangkan program bantuan pembangunan antardaerah, antara lain dengan mengembangkan program bantuan pembangunan
daerah yang dialokasikan dalam bentuk program inpres  ke  daerah-daerah  yang  kondisi perekonomiannya relatif terbelakang. Memang diakui oleh Haeruman Js bahwa upaya-upaya itu telah menghasilkan peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi daerah-daerah itu, namun kesenjangan masih terjadi antara daerah-daerah di Jawa dengan luar Jawa, khususnya Kawasan Indonesia Timur.
Gejala yang sama juga telah terjadi di Provinsi Sumatera Utara, yaitu hingga tahun 2002 masih terlihat adanya kesenjangan pencapaian pembangunan antardaerah. Kabupaten Nias merupakan salah satu daerah yang paling tertinggal dibandingkan dengan daerah- daerah lainnya. Kesenjangan pembangunan yang terjadi di Kabupaten Nias dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya tampaknya merupakan gejala yang umum dan banyak dialami oleh daerah-daerah lain di tanah air bahkan di negara- negara berkembang lainnya, walaupun program- program percepatan pembangunan seperti proyek-proyek IDT dan P2KT telah berlangsung cukup lama, namun tampaknya belum banyak membantu mengurangi kesenjangan yang terjadi.
Eksistensi KUD yang seyogianya merupakan intitusi yang harus lebih dikembangkan, mengingat desa-desa di Kabupaten Nias sebagian besar masih tertinggal, bahkan sebagian besar desa-desa itu belum dapat dilalui kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Terjadinya ketimpangan dari aspek jumlah koperasi yang tidak merata pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Nias, tentunya turut memberikan kontribusi terhadap lambannya perkembangan koperasi unit desa, sehingga wajar jika jumlah KUD di seluruh Kabupaten Nias hingga saat ini hanya 17 KUD yang aktif dan 7 tidak aktif.
Oleh karena itu, dalam konteks mengatas ketimpangan pembangunan di Kabupaten Nias, upaya  pembangunan  koperasi,  khususnya Koperasi Unit Desa yang sejak lama telah terbentuk menjadi salah satu alternatif yang relevan. Namun, harus diakui bahwa di Indonesia perkembangan perkoperasian sangat lamban, walaupun perhatian pemerintah dinilai sudah cukup optimal, sehingga indikasi faktor penyebab lambannya perkembangan perkoperasian di Indonesia diduga berkaitan dengan persoalan kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini dapat  dirumuskan  menjadi  “Sejauhmana pengaruh kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi terhadap perkembangan Koperasi Unit Desa di Kabupaten Nias?”.

METODE

Penelitian ini berbentuk eksplanasi, dengan lokasi penelitian di Kabupaten Nias. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh institusi Koperasi Unit Desa (KUD) yang masih aktif di Kabupaten Nias. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui wawancara dengan instrumen kuesioner.
Analisis didasarkan pada pengujian terhadap hubungan antara variabel kualitas sumber daya manusia  terhadap  variabel  perkembangan koperasi yang dikontrol dengan variabel institusi pemerintah, institusi swasta, perusahaan pribadi dan dukungan anggota KUD. Teknik pengujian hubungan   antarvariabel   secara   bivariat menggunakan formula koefisien korelasi rank spearmen dan tingkat signifikansi = 0,05, selanjutnya  untuk  mengetahui  kemurnian hubungan antara variabel kualitas sumber daya manusia   pengelola   koperasi   terhadap perkembangan koperasi unit desa di Kabupaten Nias dari pengaruh variabel bantuan institusi pemerintah, institusi swasta, pribadi maupun variabel dukungan antara anggota koperasi dilakukan pengujian koefisien parsial dengan tingkat signifikansi = 0,05.









0 komentar:

Posting Komentar